Mengukir Tetesan Hujan

by - February 16, 2018

Assalamualaikum.
Untuk memenuhi tugas laporan PKWU, saya dan kedua teman kelompok saya (Eka dan Nanta) berencana melakukan observasi dengan wawancara.

3 Februari 2018
Kami sepakat hari sabtu mencari pengrajin limbah di sekitar Desa Limpung. Sayangnya, cuaca tidak mendukung kegiatan kami. Jadi, terpaksa kami undur esok harinya. Hujan terus mengguyur sejak matahari terbit hingga terbenam. Tak ada kendaraan lalu lalang, kecuali para pekerja yang senantiasa semangat mencari nafkah untuk keluarganya. Hingga tiba saatnya kami akan mencari pengrajin yang akan kami jadikan narasumber.

4 Februari 2018
Alhamdulillah pagi hari terasa sejuk sekali, nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kami harus selalu kami syukuri.

13.00 WIB
Persiapan sudah matang, ketika saya berniat mengambil kunci motor dan bergegas menuju rumah teman saya, tiba-tiba hujan deras mengguyur perkampungan kami ini. Ada rasa marah, ada rasa malas, ada pula rasa kecewa. Mau tidak mau, saya harus menunggu hujan reda.

16.30 WIB
Gerimis tak begitu menyulitkan, jadi  kami langsung berkumpul di toko teman saya. Bergegas mencari pengrajin, namun tak ada satupun pengrajin limbah di Desa Limpung. Sudah keliling kesana kemari dengan keadaan gerimis. Atau kami kurang cermat? Kami putus aja, semangat kami hilang begitu saja. Namun, ide muncul di pikiran saya. Di sekitar Banyuputih ada pengrajin limbah kayu, saya tau dari Facebook. Tapi, saya tidak tau tempatnya. Teman-teman saya setuju menuju ke Banyuputih dan menghubungi pengrajin tersebut melalui Facebook. Sekitar 15 menit kami menemukan informasi alamat pengrajin itu.

18.00 WIB
Adzan maghrib berkumandang tak kalah kerasnya dengan suara rintik-rintik gerimis. Kami bergegas menuju tempat tinggal pengrajin itu. Alhamdulillah kami menemukannya dan kami langsung memulai wawancara.

Hasil wawancara yang kami dapat : 
Pak Kris adalah seorang pengrajin kayu dengan teknik ukir, ia sudah mendalami usaha ini selama dua puluh tahun. Pak Kris memilih usaha ini karena dari dulu sudah turun temurun dari keluarganya. Dalam menjalankan usaha ini, Pak Kris dibantu oleh beberapa karyawan. Karyawan yang dibutuhkan tergantung dari seberapa banyak pesanan yang dipesan oleh konsumen. Pak Kris dapat memperoleh omset mencapai seratus juta rupiah dalam satu bulan. Pendistribusian yang dilakukan Pak Kris dapat dikirim sesuai permintaan konsumen atau  konsumen datang sendiri ke rumah Pak Kris, kebetulan usahanya itu berlokasikan di rumahnya sendiri.

Cara pertama yang dilakukan untuk membuat kerajinan ukiran tunggak kayu jati adalah memilih tunggak kayu jati yang layak kemudian potong sesuai kebutuhan. Lalu gambar pola yang diinginkan. Ukir kayu seteliti mungkin agar hasilnya bagus. Yang terakhir amplas dan memberi pernis agar kerajinan ini lebih berkualitas. Bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat kerajinan ini adalah tunggak kayu jati. Selain membutuhkan tunggak kayu jati, Pak Kris juga membutuhkan bahan dan alat pelengkap seperti bor, pasak, senso, tatak, slep, amplas(melamin/pernis), dan gergaji. Dalam satu bulan, ukiran yang dihasilkan tak menentu, sesuai dengan pesanan yang diminta.

Kekuatan dari produk Pak Kris ini adalah konsumen bebas memilih motif, bahan dasar tunggak kayu jati sehingga kuat, dan sudah memakai melamin ataupun pernis. Kelemahan produk ini sama sekali tidak dijelaskan, karena menurutnya kelebihan yang dimiliki sudah menutupi kelemahan produk ini. Sedangkan peluang usaha produk ini ada, karena menurutnya kebanyakan konsumen memilih untuk memesan di tempat Pak Kris ini daripada di tempat lain. Hambatan yang dialami Pak Kris dalam menjalankan usahannya adalah stok kayu yang tidak menentu serta peralatan yang mudah rusak. Dalam menjalankan usaha ini, Pak Kris menceritakan bahwa ada suka duka yang dialami. Sukanya jika ada banyak pembeli dan pesanan, karena akan meningkatkan jumlah omset yang didapat oleh Pak Kris dalam satu bulan. Sedangkan dukanya jika hanya ada sedikit pembeli dan pesanan yang diminta, karena dapat mengakibatkan turunnya jumlah omset yang didapat.

Nah itu dia cerita singkat kami. Alhamdulillah laporan kami telah selesai dan tinggal menunggu hasil dari guru kami. Semoga nilainya baik yaa teman-teman. Hehehe.

"Berusahalah semampumu. Jadikan rintangan sebagai permainan. Hadapi bukan hindari."

Salam coklat panas. :)
-Ola-

You May Also Like

1 komentar