Halo teman-teman pejuang LMS, salam hangat untuk kalian semua! Kali ini, aku bakal ngebahas sesuatu yang nggak kalah menarik, yaitu topik seputar filosofi pendidikan Indonesia, khususnya di ranah PPG Prajabatan. Gimana sih sebenernya filosofi pendidikan di Indonesia itu? Tenang aja, nggak usah bingung, nanti semua pertanyaan kalian akan terjawab di sini. Prepare yourself, karena bakal ada banyak insight menarik yang bisa kita ambil dari sini. Selamat membaca, teman-teman! 🌟
MULAI DARI DIRI
Tugas 1: Refleksi Pengalaman
1. Pengalaman apa yang membuat Anda menjadi rindu bersekolah, atau, pengalaman apa yang membuat Anda kehilangan motivasi untuk bersekolah? (pilih salah satu)
Jawab: Pengalaman yang membuat saya rindu bersekolah adalah saat saya mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan di kelas. Guru-guru saya sering menggunakan metode yang kreatif dan interaktif untuk mengajarkan materi, membuat pembelajaran menjadi lebih menarik. Selain itu, sekolah saya memiliki bioskop mini di dalamnya, dan ada waktu-waktu tertentu di mana kami dapat menonton film bersama teman-teman. Ini adalah pengalaman yang sangat menyenangkan dan berbeda dari pembelajaran biasa. Saya juga sering mengikuti berbagai perlombaan dan kegiatan nasional mewakili sekolah maupun daerah. Ini memberi saya kesempatan untuk mengembangkan bakat dan minat di berbagai bidang. Saat berpartisipasi dalam perlombaan, saya merasa bangga dapat mewakili sekolah dan belajar dari pengalaman bersaing dengan siswa dari sekolah lain. Semua pengalaman ini membuat saya merasa rindu dan mengingatkan saya pada masa-masa indah saat bersekolah, di mana pembelajaran tidak hanya tentang pelajaran di dalam buku tetapi juga tentang pengembangan diri, eksplorasi minat, dan kebersamaan dengan teman-teman.
2. Peristiwa apa yang membuat Anda merasa berkembang dan belajar sebagai seorang pembelajar?
Jawab: Peristiwa yang membuat saya merasa berkembang dan belajar sebagai seorang pembelajar adalah ketika saya mencoba pengalaman baru, mengikuti berbagai kegiatan, dan ajang perlombaan nasional. Ini membawa pertumbuhan dalam berbagai aspek hidup. Pengalaman baru menghadirkan tantangan yang mendorong saya untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru. Saya juga menjadi lebih terbuka terhadap pandangan beragam, memperluas pemahaman saya. Partisipasi dalam perlombaan nasional memacu saya untuk bekerja keras, mengasah keterampilan, dan berkompetisi dengan semangat sportif. Pengalaman ini memberi pelajaran berharga dan pertumbuhan pribadi, menjadi momen penting dalam perkembangan sebagai pembelajar, dan membantu meraih pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman berharga dalam pendidikan.
3. Siapa sosok guru yang menginspirasi Anda?
Jawab: Guru yang sangat menginspirasi saya adalah seorang guru muda dalam mata pelajaran PPKn di sekolah saya dulu. Beliau telah mengikuti program SM-3T dan berbagi pengalaman yang sangat berharga tentang pengalamannya dalam bidang pendidikan di daerah. Selama proses pembelajaran, beliau selalu berhasil menyajikan materi dengan cara yang sangat menyenangkan, kreatif, dan beragam, sehingga kami sebagai siswa tidak pernah merasa bosan. Beliau juga memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa dalam mengajar, sehingga dapat memahami kebutuhan dan tingkat pemahaman setiap siswa di kelas. Selain itu, beliau selalu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan penuh semangat, di mana setiap siswa merasa dihargai dan didukung dalam proses belajar mereka. Semua ini membuat beliau menjadi contoh yang sangat positif dan inspiratif dalam dunia pendidikan bagi saya dan banyak siswa lainnya.
4. Apa pengalaman yang berkesan bersama guru tersebut?
Jawab: Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah saat kami bersama-sama terlibat dalam kegiatan sosialisasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya demokrasi dan pemilihan umum. Kami bekerja sama untuk mengorganisir forum diskusi, pertemuan publik, dan bahkan kampanye pendidikan pemilih. Selama proses ini, guru tersebut tidak hanya menjadi seorang pengajar tetapi juga seorang mentor yang memberi kami kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam mengambil keputusan dan berbicara di depan publik. Pengalaman ini tidak hanya meningkatkan pemahaman kami tentang demokrasi, tetapi juga memperkuat keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan kerjasama dalam kelompok.
5. Pernahkah Anda menduplikasi atau mengadaptasi yang dilakukan oleh guru tersebut di kelas yang Anda ampu? Apa yang Anda lakukan?
Jawab: Saya belum pernah menduplikasi atau mengadaptasi langsung praktik yang dilakukan oleh guru tersebut di kelas saya saat ini. Namun, saya telah merencanakan untuk mengadaptasinya jika saya memiliki kesempatan untuk mengajar di kelas di masa depan. Hal ini termasuk menerapkan pendekatan demokratis dalam pembelajaran, mendorong partisipasi aktif siswa, dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkontribusi dalam pengambilan keputusan dalam konteks pembelajaran. Selain itu, saya juga berencana untuk mengintegrasikan nilai-nilai demokrasi dan partisipasi sosial ke dalam materi pelajaran agar siswa dapat memahami pentingnya peran aktif dalam masyarakat.
EKSPLORASI KONSEP
Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan
Gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia memiliki dampak yang signifikan dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, berbudaya, dan berorientasi pada pembentukan karakter bangsa. Transformasi ini mencerminkan visi besar Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan yang lebih dari sekadar pengetahuan, melainkan juga pendidikan yang berakar pada budi pekerti dan nilai-nilai kemanusiaan.
Sebelum kemerdekaan, Ki Hadjar Dewantara telah memperjuangkan akses pendidikan bagi semua golongan, termasuk anak-anak pribumi yang saat itu seringkali diabaikan dalam sistem pendidikan kolonial. Upayanya menciptakan Taman Siswa sebagai sekolah rakyat menjadi langkah awal menuju transformasi pendidikan yang lebih inklusif. Ia berjuang untuk memberikan hak belajar kepada semua warga negara Indonesia tanpa memandang status sosial atau etnis, sebuah visi yang menjadi kenyataan setelah kemerdekaan.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, transformasi pendidikan yang dimulai oleh Ki Hadjar Dewantara semakin mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat. Pancasila, yang menekankan pada nilai-nilai kemanusiaan, menjadi dasar pendidikan nasional. Transformasi ini mencerminkan tekad untuk menciptakan pendidikan yang mengembangkan karakter, semangat gotong royong, dan cinta tanah air.
Menurut Suparman Marzuki (2019), seorang pendidik dan sejarawan pendidikan, transformasi pendidikan yang dimulai oleh Ki Hadjar Dewantara telah memberikan landasan filosofis bagi pendidikan nasional yang berkelanjutan. Marzuki menyatakan, "Ki Hadjar Dewantara membuka jalan bagi kita untuk melihat pendidikan sebagai sarana membangun karakter manusia yang beradab dan bertanggung jawab." Pemikiran ini sesuai dengan pandangan Ki Hadjar Dewantara yang mengutamakan budi pekerti dalam pendidikan.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, pengaruh gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara masih sangat relevan. Pendidikan di Indonesia terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan, termasuk pendidikan karakter, nilai-nilai kemanusiaan, dan pembelajaran inklusif. Transformasi yang dimulai oleh Ki Hadjar Dewantara menjadi pondasi bagi perkembangan pendidikan yang lebih baik di Indonesia.
Depdiknas. (2003). 80 Tahun Ki Hajar Dewantara: Gagasan dan Perjuangannya untuk
Pendidikan Indonesia. Jakarta: Penerbit Departemen Pendidikan Nasional.
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
Sampai jumpa di Topik 2!