“Wajah Buruk” Generasi Muda dan Status Pengangguran Menjelang 2025

by - December 29, 2024

Pengangguran masih menjadi masalah yang signifikan di Indonesia, yang menimbulkan dampak luas pada administrasi pemerintahan jika tidak ditangani. Dampak pengangguran antara lain meningkatnya kejahatan, meningkatnya tingkat kemiskinandan dampak buruk pada perekonomian negara. Sebaliknya, pengangguran terdidik dapat berdampak negatif secara fisik, psikologis, dan sosial. 

Kurangnya pendapatan yang stabil menyebabkan keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Secara psikologis dan sosial, individu menghadapi tekanan, rasa malu, ketidaknyamanan dalam keluarga, terbatasnya interaksi dengan teman sebaya yang sukses, dan jaringan sosial yang ambigu. Pengangguran di Indonesia merupakan masalah yang memiliki banyak sisi, yang memengaruh berbagai sektor sosial dan ekonomi. Pemerintah telah menerapkan beberapa kebijakan untuk mengatasi masalah ini, termasuk bantuan keuangan untuk bisnis, program ekonomi seperti insentif pajak dan pelonggaran kredit, dan inisiatif pelatihan seperti Program Kartu Prakerja bagi mereka yang terkena PHK. 

Selain itu, upaya untuk memperluas kesempatan kerja mencakup pekerjaan padat karya, proyek padat karya produktif, teknologi tepat guna (TTG), Tenaga Kerja Mandiri (TKM), dan inisiatif kewirausahaan.

SOURCE : BPS, 2024 (https://www.bps.go.id/en/pressrelease/2024/05/06/2372/unemployment-rate-was-4-82-per-cent-and-average-labour-wage-was-3-04-million-rupiahs-per-month-.html)

Terdapat 23 bidang studi yang membahas tentang pengangguran di Indonesia. topik pengangguran di Indonesia paling banyak dibahas di bidang Ilmu Sosial, yaitu sebanyak 106 dokumen. Disusul oleh Kedokteran dengan 95 dokumen, Ekonomi, Ekonometrika, dan Keuangan dengan 64 dokumen, Bisnis, Manajemen, dan Akuntansi dengan 32 dokumen, dan Ilmu Lingkungan dengan 31 dokumen. Analisis penulis menunjukkan bahwa topik pengangguran memiliki relevansi di berbagai bidang studi. 

Dalam ilmu sosial, pengangguran dipandang sebagai fenomena sosial yang memiliki implikasi luas bagi kesejahteraan masyarakat. Kajian di bidang ini diharapkan dapat memengaruhi hasil kebijakan publik dalam mengatasi pengangguran. Topik ini juga berdampak pada kesehatan mental dan fisik (Kedokteran), ekonomi makro dan mikro (Ekonomi), manajemen sumber daya manusia (Bisnis), dan keberlanjutan lingkungan (Ilmu Lingkungan). Oleh karena itu, pengangguran merupakan masalah multidimensi yang menarik perhatian dari berbagai disiplin akademis. Menariknya, meskipun sangat terkait dengan topik ekonomi, masalah pengangguran di Indonesia juga diteliti dalam studi psikologi, dengan 8 dokumen yang diterbitkan. 

Berbagai penelitian turut mencatat bahwa pengangguran merupakan faktor sosiodemografi yang memengaruhi individu dengan gejala dan fungsi psikologis. Studi psikologi tentang pengangguran di Indonesia bertujuan untuk memahami persepsi individu tentang pengangguran, faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan, serta cara meningkatkan adaptasi psikologis terhadap pengangguran.

Program Penanganan Pengangguran di Indonesia? 

Pengangguran di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain peran pendidikan dalam peningkatan kemampuan sumber daya manusia, dampak kemerosotan ekonomi terhadap kelompok rentan hubungan kausalitas satu arah antara inflasi dan pengangguran, serta dampak pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat upah, dan krisis ekonomi selama pandemi COVID-19. Oleh karena itu, penanganan pengangguran memerlukan pendekatan holistik yang mencakup peningkatan pendidikan, penciptaan lapangan kerja, dan pengelolaan ekonomi.

Inisiatif pemerintah untuk memerangi pengangguran mencakup pendekatan berbasis pekerjaan melalui pembelajaran berbasis kehidupan, yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siswa sekaligus mengurangi tingkat pengangguran. Pendidikan kewirausahaan di pendidikan tinggi diusulkan untuk meningkatkan karakter, kebiasaan, sikap, dan minat dalam kewirausahaan, sehingga berpotensi meningkatkan jumlah wirausahawan baru dan mengatasi pengangguran intelektual. 

Pengangguran ditemukan memiliki korelasi negatif dan signifikan secara statistik dengan ketimpangan pendapatan di Indonesia, yang menunjukkan bahwa ketimpangan tidak hanya didorong oleh kelangkaan pekerjaan. Pekerjaan yang berkualitas dianggap penting untuk distribusi pendapatan yang lebih adil.

Selain itu, telah ditetapkan bahwa tingkat pengangguran tidak mempengaruhi tingkat inflasi; sebaliknya, hubungan sebab akibat berjalan dari inflasi ke pengangguran. Fluktuasi inflasi merupakan respons terhadap guncangan pengangguran, dengan inflasi yang tinggi terutama didorong oleh biaya komoditas pokok dan bahan bakar, dan kehadiran pekerja asing dapat meningkatkan risiko pengangguran bagi pekerja lokal.

SOURCE : BPS, 2024 (https://www.bps.go.id/en/pressrelease/2024/05/06/2372/unemployment-rate-was-4-82-per-cent-and-average-labour-wage-was-3-04-million-rupiahs-per-month-.html)

Terdapat 659 publikasi ilmiah terkait pengangguran di Indonesia dalam basis data Scopus. Setelah menerapkan kriteria tertentu, telah diidentifikasi total 265 dokumen yang membahas pengangguran di Indonesia sejak 1976. Tren publikasi menunjukkan fluktuasi hingga 2005, tetapi sejak 2017, terjadi peningkatan publikasi tahunan yang konsisten. 

Visualisasi jaringan mengungkapkan bahwa kata kunci yang paling sering muncul adalah "Indonesia," dengan 221 kemunculan, diikuti oleh "Pengangguran" dengan 145 kemunculan. Topik yang masih jarang dibahas meliputi Indeks Pembangunan Manusia, ketimpangan pendapatan, modal manusia, investasi, inflasi, pasar tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, pekerjaan, pengetahuan, stigma sosial, dukungan sosial, penyediaan layanan kesehatan, urbanisasi, penduduk pedesaan, dan faktor risiko. 
Penelitian di masa mendatang dapat mengeksplorasi area-area yang kurang diteliti ini, terutama hubungannya dengan penanganan pengangguran di Indonesia. Berdasarkan analisis isi dari 51 publikasi penelitian, upaya untuk mengatasi pengangguran di Indonesia dapat dikategorikan ke dalam lima area utama: penyediaan lapangan kerja yang berkualitas, peningkatan produktivitas kerja, pendidikan kewirausahaan di universitas, kebijakan moneter Indonesia, dan kebijakan pasar tenaga kerja.


Fenella Saputri
123020355

You May Also Like

0 komentar