Miserable Man?
Kamu menulis seolah hanya ada satu cerita—tentang tidak cukupnya dirimu, tentang kekurangan yang terus kamu lihat. Tapi pernahkah terpikir, di sudut lain dari kisah itu, ada seseorang yang pernah menganggapmu cukup? Yang tetap ada di sana saat kamu mungkin tak melihat atau tak peduli?
Kadang, kita terlalu sibuk meratapi apa yang hilang, sampai lupa ada yang pernah tinggal. Mungkin dia tak lagi di sana, atau mungkin juga masih, tapi kamu tak pernah benar-benar menoleh. Tidak semua orang butuh dirimu sempurna, beberapa hanya butuh dirimu yang jujur, yang nyata.
Fokus ke diri sendiri itu baik, tapi jangan sampai lupa—kadang apa yang kamu anggap biasa bagi dirimu, bisa jadi luar biasa bagi orang lain. Dan siapa tahu, cerita ini sebenarnya belum selesai, hanya jeda untuk halaman berikutnya.
0 komentar